Apakah Kotoran Burung Merpati di Masjidil Haram Najis? Simak Penjelasan Ulama

hukum Terkena Kotoran Burung Merpati Masjidil Haram

Kalau kamu pernah ke Masjidil Haram, Makkah, pasti sering lihat burung merpati beterbangan di sekitar Ka’bah. Jumlahnya banyak banget, sampai-sampai sering nongkrong di atap, tiang, atau bahkan di halaman masjid.
Lucu dan damai, ya? Tapi… pernah kepikiran nggak, kalau kena kotorannya, itu najis nggak sih?

Ternyata, pertanyaan sederhana ini punya jawaban yang cukup menarik. Soalnya, para ulama punya pendapat berbeda soal hukum kotoran burung merpati.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama

Dalam kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah karya Syekh Abdurrahman Al-Juzairi (terjemahan Shofa’u Qolbi Djabir dkk), dijelaskan bahwa tiap mazhab punya pandangan sendiri soal kotoran hewan.

1. Mazhab Syafi’i

Menurut mazhab Syafi’i, semua kotoran hewan tetap najis, termasuk hewan yang halal dimakan seperti ayam, kambing, atau burung merpati. Jadi, menurut pandangan ini, kotoran merpati tetap dihukumi najis.

2. Mazhab Hanafi

Nah, kalau menurut mazhab Hanafi, kotoran hewan halal dimakan termasuk najis ringan (mukhaffafah). Tapi ada pengecualian: kalau burung itu terbang, seperti merpati atau pipit, maka kotorannya tidak najis berat.
Jadi masih bisa ditoleransi, apalagi kalau sulit dihindari seperti di Masjidil Haram.

3. Mazhab Maliki & Hambali

Dua mazhab ini punya pandangan yang lebih longgar. Menurut mereka, kotoran hewan yang halal dimakan dianggap suci, kecuali kalau hewan itu suka makan hal-hal najis.
Kalau makanannya bersih, maka kotorannya juga suci. Jadi, menurut pandangan ini, kotoran merpati di Masjidil Haram tidak najis.

Kesimpulannya, mayoritas ulama menilai kotoran burung merpati suci, sementara mazhab Syafi’i tetap menganggapnya najis.

Merpati: “Warga Tetap” Masjidil Haram

Selain soal hukum, burung merpati di Masjidil Haram memang punya tempat spesial di hati warga Makkah. Mereka sering disebut dengan julukan seperti “merpati tempat suci” atau “merpati demam”.

Menurut peneliti sejarah Makkah, Samir Ahmed Barqah, sebutan itu muncul karena masyarakat percaya burung-burung ini dilindungi Allah di Tanah Suci.
“Mereka yakin tidak akan disakiti, dan mereka juga tidak pernah mengganggu manusia,” kata Barqah, dikutip dari Arab News (20 Juni 2023).

Menariknya, burung-burung ini punya penampilan yang khas: bulunya lembut berwarna indah, matanya tajam, dan mereka nggak takut sama sekali sama manusia.
Bahkan, ada keyakinan bahwa burung-burung ini tidak pernah buang kotoran di Ka’bah, seolah menjaga kesucian tempat itu secara alami.

Makanya, banyak jemaah yang menganggap merpati Makkah sebagai simbol kedamaian dan penjaga kehormatan Tanah Suci.

Kisah & Legenda Burung Merpati di Tanah Suci

Cerita tentang burung merpati di Makkah juga penuh makna sejarah dan spiritual.
Ada yang percaya kalau merpati di Masjidil Haram adalah keturunan burung yang dulu bersarang di Gua Tsur — saat Rasulullah SAW bersembunyi dalam peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah.

Versi lain datang dari Syekh Mohammed Tahir Al-Kurdi, yang menyebut bahwa burung-burung itu berasal dari keturunan burung ababil, yaitu burung yang dikisahkan dalam Al-Qur’an menghancurkan pasukan Abrahah dengan batu dari neraka.

Apapun asalnya, yang jelas burung merpati Makkah dan Madinah kini jadi ikon spiritual.
Mereka hidup berdampingan dengan manusia, terbang bebas di halaman masjid, dan jadi pemandangan yang selalu menenangkan hati setiap jemaah.

Penutup

Jadi, kalau nanti kamu ke Masjidil Haram dan melihat burung merpati beterbangan di sekitar Ka’bah, jangan heran atau khawatir soal kotorannya.
Menurut banyak ulama, kotoran burung merpati tidak najis, terutama karena mereka hidup di tempat suci dan makan makanan yang bersih.

Yang paling penting, mari kita belajar dari sifat merpati di Tanah Suci — damai, lembut, dan selalu menjaga kebersihan di tempat ibadah.


Paket Umrah Hemat Amanah Wisata Grup

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *